Unit Layanan Disabilitas (ULD) UNDA
Seiring meluasnya era globalisasi, pendidikan yang didapatkan semakin bervariatif, baik itu melalui tenaga pengajar maupun dengan memanfaatkan teknologi canggih, terkhususnya pendidikan yang ada di Perguruan Tinggi. Dinamika pembelajaran di Perguruan Tinggi tentunya dihadiri oleh banyak kalangan dan golongan mahasiswa yang menempuh pendidikan lanjutan, salah satunya adalah mahasiswa penyandang disabilitas.
Mahasiswa penyandang disabilitas merupakan mahasiswa yang memiliki hambatan atau keterbatasan secara fisik atau non-fisik (intelektual) dalam proses aktivitas pembelajaran yang dilakukan di Perguruan Tinggi, sehingga diperlukan penanganan lebih lanjut untuk mendukung kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dalam sistem pembelajaran di Perguruan Tinggi terdapat dua kriteria mahasiswa, yaitu normal dan disabilitas. Mahasiswa normal cenderung dapat mudah dalam mengakses pembelajaran dan mendapatkan informasi di dalam kelas, sedangkan mahasiswa disabilitas cenderung memiliki hambatan atau keterbatasan saat mendengarkan, melihat, dan menangkap materi yang dijelaskan oleh dosen. Untuk itu, dalam proses pembelajaran agar mahasiswa disabilitas dapat memenuhi kebutuhan selama pembelajaran materi berlangsung dan mudah dalam mengakses setiap materi yang dipelajari, maka Unit Layanan Disabilitas (ULD) sangatlah diperlukan guna mempermudah mahasiswa disabilitas dalam belajar secara lebih mandiri. Pada umumnya disabilitas dikaitkan dengan cacat pada bagian tubuh atau fisik, hal itu tidak berlaku lagi karena secara arti luas disabilitas bukan hanya mengarah kepada satu permasalahan saja atau hanya pada bagian luar tubuh saja, tetapi juga cenderung mengarah kepada bagian organ dalam tubuh seperti pada hambatan intelektual, sensorik, panca indra, dan lainnya.
Adanya program bantuan inovasi pembelajaran dan teknologi bantu ini perguruan tinggi berkomitmen untuk mendukung upaya pengembangan teknologi asistif pada Unit Layanan Disabilitas (ULD) sebagai sarana untuk memudahkan dalam akses pembelajaran yang baik bagi individu mahasiswa penyandang disabilitas.
Dalam hal ini, Perguruan tinggi Universitas Darwan Ali berkomitmen untuk menciptakan kampus terpadu ramah penyandang disabilitas dengan membangun teknologi bantu bagi mahasiswa berkebutuhan khusus demi terbentuknya Unit Layanan Disabilitas (ULD) dengan menerapkan teknologi Learning Management System (LMS) dan Perpustakaan Digital dengan pengembangan fitur text to speech (TTS) dan speech to text (STT) untuk memberikan bantuan serta kemudahan dalam mengakses pembelajaran dan membaca buku secara otomatis yang dapat dilakukan secara individual, tanpa harus didampingi oleh dosen yang bersangkutan.
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka disusunlah program bantuan inovasi pembelajaran dan teknologi bantu untuk mahasiswa berkebutuhan khusus dengan teknologi asistif pada perguruan tinggi Universitas Darwan Ali dalam bentuk “Pengembangan Fitur Speech to Text dan Text to Speech pada Learning Management System (LMS) dan Perpustakaan Digital bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus di Universitas Darwan Ali”. Teknologi asistif ini merupakan bentuk komitmen mewujudkan harapan demi membantu mahasiswa berkebutuhan khusus dalam memudahkan akses pembelajaran berbasis digital di Universitas Darwan Ali.